Selasa, 01 Agustus 2017

Alkoholisme Papua sebuah Manivestasi Anti Struktur.

Orang Papua di kenal dan mendapat stigma "pemabuk". Stigma ini memang tidak dapat dipungkiri karena orang Papua, khususnya para lelaki suka mabuk, walupun demikian ada pula lelaki Papua yang tidak mengkonsumsi minuman beralkohol. Mengapa orang Papua suka mabuk?. Berikut ini kita akan mengungkapkan beberapa fakta yang dapat memberikan kita jawaban tentang kebiasaan mabuk ini.

Jika kita menoleh ke sejarah kehidupan sosial orang Papua pada masa Pemerintah Belanda di Papua, kita mendengar berbagai ceritera tentang masa "keemasan" orang Papua. Masa di mana orang Papua menjadi anak emas atau anak manja orang Belanda. Orang Papua yang hidup dalam jaman ini mengatakan bahwa " kitorang hidup di jaman Belanda semua kebutuhan hidup terpenuhi. Kitorang hidup aman dan damai. Kitorang tidak menderita seperti sekarang ini". Kalimat ini merupakan ungkapan perasaan orang Papua terutama mereka yang pernah menikmati kehidupan Jaman Belanda dan membuat perbedaan dengan realitas hidup yang dialami sekarang.

Kalimat tersebut sebenarnya berangkat dari pengalaman hidup yang dialami orang Papua. Ketika pada tanggal 1 Mei 1963, Papua berintegrasi dengan NKRI, orang Papua diperkenalkan dengan sistem pemerintahan Baru dan budaya yang baru pula. Letak geografis Pulau Papua yang sangat jauh menyebabkan daerah ini kurang mendapat perhatian dari Negara. Orang Papua mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Harta benda peninggalan Belandan di rampok dan di bawah pergi oleh oknum - uknum tidak bertanggung jawab. Ketidak puasan terhadap situasi yang terjadi menyebabkan sehingga terjadi pemberontakan OPM tanggal 28 Juli 1965 di Manokwari. Padahal baru tiga tahun masyarakat Papua berintegrasi dengan NKRI.

Setelah peristiwa itu berlalu, kehidupan orang Papua dalam rezim Orde Baru terus mengalami tindakan kekerasan, intimidasi, eksploitasi sumber daya alam dan perampasan tanah ulayat. Fenomena itu masih terus berlangsung hingga kini. Ketidak mampuan orang Papua dalam menghadapi tindakan - tindakan kekerasan terstruktur ini mengakibatkan mereka berada dalam situasi liminal. Salah satu jalan keluar untuk melakukan "protes sosial" adalah dengan mengkonsumsi minuman keras atau mabuk. Dalam kondisi mabuk inilah pelampiasan emosi yang terpendam, berbagai tindak kekerasan di lakukan.

Fenomena konsumsi minuman beralkohol yang awalnya sebagai bentuk perlawanan atau "protes sosial" terhadap struktur yang ada, lambat - laun menjadi bagian dari gaya hidup. Bahkan anak remaja dalam usia dini belajar mengkonsumsi alkohol sebagai media untuk bersosialisasi. Sehingga dikenal istilah "teman mabuk".

Para pelaku bisnis yang peka melihat peluang usaha pun memperlebar usahanya dengan mendistribusi penjualan minuman keras dalam berbagai jenis dengan harga yang bervariasi. Bahkan minuman oplosan pun ikut masuk dan diperdagangkan secara bebas. Dengan mengantongi ijin usaha/ perdagangan miras dari PEMDA membuat para pedagang semakin leluasa berdagang miras dengan meraup keuntungan sangat besar.

Dengan semakin maraknya perdagang miras legal dan ilegal mengakibatkan jumlah konsumsi terus meningkat. Kebiasaan ini terus berlanjut pada generasi muda Papua,khususnya kaum lelaki. Tanpa disadari konsumsi minuman beralkohol ini mengakibatkan kecanduan dan mengakibatkan kematian pada lelaki usia produktif 19 -45 tahun.

Kondisi ini tentunya tidak dapat diselesaikan dengan hanya membuat dan mengesyahkan pelaksanaan PERDA MIRAS tetapi juga PEMDA PAPUA perlu berupaya mendirikan pusat rehabilitasi bagi para pemabuk. PEMDA juga seyogyanya berupaya membuat program - program pembangunan yang dapat melibatkan generasi muda, terutama para lelaki, seperti pembangunan dalam bidang olah raga, seni dan budaya. Membuat event - event olah raga, seni dan budaya serta melibatkan mereka sehingga tidak ada waktu luang yang memberi ruang kepada mereka untuk bertindak menyimpang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Natal Momen Paling Bahagia Bagi Orang Papua . By.. Monica Nauw

 Natal atau kehiran Yesus adalah momen bahagia bagi semua umat Kristen di dunia dan khusus umat Kristen di Papua.  Pulau Papua yang merupaka...